Speed Droop


A.  Definisi Speed Droop
Speed droop adalah perbedaan atau perubahan kecepatan antara operasi unit dari no load (tanpa beban) menjadi full load (beban penuh) yang biasanya dinyatakan dalam persen. Speed droop juga dapat diartikan sebagai peralatan mekanik yang diperlengkapkan pada governor untuk memungkinkan operasi dua unit atau lebih yang bekerja secara parallel dalam suatu sistem interkoneksi. Istilah speed droop ini berkaitan dengan operasi pembangkit tenaga listrik. Kecepatan dari unit pembangkit listrik tenaga air akan menyimpang dari keadaan normal pada suatu perubahan beban tertentu. Pada kondisi normal, unit generator bekerja secara parallel dengan unit lain dalam suatu sistem interkoneksi sehingga memerlukan peralatan khusus seperti speed droop, speed adjustment, dan load control.

B.  Fungsi Speed Droop
Speed droop digunakan untuk mengetahui seberapa besar kecepatan yang akan menunjukkan kapan beban berubah, seberapa banyak ia berubah, serta perubahan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan. Adanya perubahan beban mempengaruhi perubahan frekuensi keluaran generator. Setting speed droop biasanya diatur pada rentang 1% sampai 10% dengan simbol K. harga K lebih dikenal sebagai perbandingan daya nyata terhadap frekuensi (MW/Hz) dari unit yang berperan mempercepat pemulihan terhadap perubahan frekuensi yang terjadi.

C.  Perhitungan Speed Droop
Apabila terjadi perubahan frekuensi sistem, maka governor berusaha mengikuti perubahan tersebut sesuai dengan pengaturan EP-nya. Jika frekuensi sistem mengalami kenaikan, maka governor akan menutup, sehingga daya yang dibangkitkan oleh generator menjadi lebih kecil dari harga referensi yang diberikan. Demikian pula sebaliknya. Jika frekuensi sistem menurun, maka daya yang dibangkitkan generator meningkat dan melebihi harga referensi yang diberikan. Besarnya penurunan maupun kenaikan dirumuskan sebagai berikut sesuai dengan setting speed droop-nya.

Contoh perhitungan speed droop:
1)        EP1 = 2 %
Daya generator = 60 MW
Sehingga,
MW/Hz = 60 MW / 1 Hz = 60 MW/Hz

Jika terjadi perubahan frekuensi (delta Hz) = 0,1 Hz
Maka, daya generator = 0,1 Hz x 60 MW/Hz = 6 MW

Beban akhir = 60 MW – 6 MW = 54 MW.
Jadi, setiap perubahan frekuensi sistem sebesar 0,1 Hz, maka daya yang dikeluarkan oleh generator akan mengalami perubahan sebesar 6 MW.

2)        EP2 = 4 %
Daya generator = 60 MW
Sehingga,
MW/Hz = 60 MW / 2 Hz = 30 MW/Hz

Jika terjadi perubahan frekuensi (delta Hz) = 0,1 Hz
Maka, daya generator = 0,1 Hz x 30 MW/Hz = 3 MW

Beban akhir = 60 MW – 3 MW = 57 MW.
Jadi, setiap perubahan frekuensi sistem sebesar 0,1 Hz, maka daya yang dikeluarkan oleh generator akan mengalami perubahan sebesar 3 MW.

Sumber: Speed Droop